Internship Part II: The Ministry of State Secretariat of the Republic of Indonesia (Kemensetneg RI)
Wow. It’s been a long time since I made a blog post about being an intern at The Cabinet Secretariat of the Republic of Indonesia. Sekarang, izinkan saya sharing pengalaman internship di Kementerian Sekretariat Negara atau Kemensetneg. Pada pertengahan bulan Juli 2017, “nggak sengaja” dapat informasi kalau Kemensetneg buka lowongan internship! Saat itu juga saya menyiapkan berkas-berkas dan langsung menyerahkan ke bagian Humas Kemensetneg. Waktu penyerahan berkas, saya diterima oleh mas Hilman anyway, mas Hilman ini dibagian Peliputan dan Dokumentasi Humas Kemensetneg mantan produser Mata Najwa juga haha (Hi, mas Hilman!) mas Hilman bilang kalau pendaftaran magang periode Juli-Oktober udah tutup, dan kemudian hening.
Tapi kemudian, mas Hilman menganjurkan untuk ke Pusdiklat Kemensetneg yang berada di kawasan Cipete, “siapa tau masih ada kesempatan kalau ke dateng kesana” katanya. Oke, setelah “diplomasi” intern gagal saya langsung meluncur ke Pusdiklat Kemensetneg dan jauh juga dari lokasi sebelumnya ternyata hahahaha.
Sampai di Pusdiklat ketemu dua resepsionis dan di suruh nunggu, mereka juga minta berkas-berkas untuk mereka baca. Nggak lama mereka bilang “mohon maaf, fresh graduate nggak bisa mengajukan magang di sini” tanpa mereka confirm ke bagian SDM. Kesel nggak? KESEL BANGET! Memutuskan pulang, saya mencari “jalan lain” untuk bisa intern di Kemensetneg. MenghuBungi langsung divisi yang akan saya masuki, Diseminasi Informasi adalah keputusan tepat karena mereka memberikan saya kesempatan untuk datang kesana seminggu setelah saya mengajukan permohonan intern.
Oh ya, di Deputi Hubungan Masyarakat Kemensetneg terbagi empat divisi; Monitoring dan Analisis Media (Monalisa), Pusat Informasi Publik (PIP), Peliputan dan Dokumentasi (Peldok), dan divisi tempat saya bernanung Diseminasi Informasi (Disfo). Disvi di Disfo! Hahaha okay, that’s not funny let’s move forward. Kemudian peserta intern dari semua divisi berkumpul di ruang rapat bersama para pejabat deputi humas untuk pengenalan, dan ya! Saat itu juga saya tahu bawha, “saya akan bekerja sama, punya relasi, dan berbagi pengalaman dengan orang-orang hebat seperti mereka”. Sederhana, saya suka belajar dengan hal-hal baru yang menambah wawasan saya dalam banyak hal terutama tentang pedidikan, dan pemikiran-pemikiran yang open minded seperti yang mereka miliki, tentu background pendidikan kami yang berbeda menambah wawasan saya pula tentang jurusan perkuliahan, juga bagaimana kami memandang suatu hal. Selain perkenalan, kami membahas apa saja projek yang akan dikerjakan selama masa intern, utamanya menjelang perayaan HUT RI Ke-72.
And again, I would like to say pejabat-pejabat di Kementerian RING I itu nggak se-kaku yang kalian pikir. Mereka pejabat-pejabat yang asik, nggak merasa punya jabatan tinggi, dan yang paling penting nggak pelit ilmu. Walaupun mereka seasik itu, tapi tetap sopan santun saya rasa harus tetap dijunjung. Nggak hanya pejabat-pejabatnya yang asik, para karyawan office boy/girl termasuk pasukan pengamanan juga ramah banget (dengan catatan kalau kalian udah sering ketemu hahaha). Bahkan, sekelas Asisten Deputi Humas aja dengan baiknya menawarkan tumpangan ke pasukan intern yang mau ke Kemensetneg sayap barat, “ayo, ikut aja sama saya kalau jalan kan jauh” (Terima kasih pak Masrokhan!) hahaha. See? Baik kan?
Oke, masuk ke kegiatan apa saja yang kami kerjakan selama masa intern di Deputi Hubungan Masyarakat Kemensetneg. Tugas divisi Peldok sama kok dengan namanya, melakukan peliputan dan dokumentasi seputar acara atau kegiatan dilingkungan Istana dan Presiden. PIP, tugas mereka memberi informasi yang diperlukan oleh masyarakat tentang kegiatan, peraturan dan menampung aspirasi masyrakat atau peserta yang melakukan demo di lingkungan Istana Negara. Monalisa, melakukan analisis media pemberitaan tentang isu-isu apa saja yang berkembang yang berpengaruh terhadapa stabilitas nasional lalu melaporkan dan memberikan rekomendasi yang dirasa tepat langsung kepada Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara. Selain itu Monalisa juga memonitoring media sosial dan akun-akun buzzer yang menyebarkan berita bohong atau hoax tentang pemberitaan pemerintahan yang mengganggu “kedamaian” dimasyarakat. So, be smart using social media platform. Disfo, kalau divisi ini lebih luas lingkup kerjanya; melakukan peliputan, menulis berita dan artikel, melakukan penerjemahan berita dari bahasa Indonesia-bahasa Inggris untuk kepentingan website Kemensetneg, dan banyak lagi. Disini anak-anak Disfo “ditantang” untuk menulis artikel yang dari segi bahasa dan kosakata yang kekinian tapi nggak menghilangkan formalitas pemerintah. Gimana? Menarik bukan? Hahaha. Intinya kita ditantang untuk berfikir sekreatif mungkin.
Tapi peserta intern nggak cuma fokus disatu divisi aja kok, kita bisa belajar juga dengan divisi lain misalnya peserta intern PIP mau belajar nulis artikel di Disfo itu bisa banget, jadi kita saling belajar.
Pengalaman yang saya dapat selama intern di Kemensetneg antara lain, meliput kegiatan perayaan HUT RI Ke-72 dan upacara bendera di Istana Merdeka, dan menuliskannya dalam beberapa artikel.
Mewakili pejabat Disfo pada pembukaan pameran foto Sukarno, “Sukarno Besar Bersama Rakyat”
Pembukaan Pameran Sukarno Besar Bersama Rakyat, yang dibuka langusng oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Mengunjungi Istana Kepresidenan Cipanas juga menjadi salah satu agenda ‘kunjungan kerja’ peserta intern divisi Disfo. Main? Haha NO! dalam kunjungan selama 1 malam 2 hari itu kami punya ‘misi’ yakni, mempromosikan Istana Kepresidenan agar menarik masyarakat untuk berkunjung. Karena Istana Kepresidenan Cipanas merupakan salah satu dari dua Istana Kepresidenan yang dibuka untuk khalayak umum. Namun, nggak semua tempat dapat dimasuki oleh masyarakat, salah satunya Gedung Induk yang menjadi tempat singgah Presiden untuk menerima tamu, melakukan rapat, dan aktivitas lainnya. Tentu, saya dan tim Disfo beruntung dapat menginjakan kaki di gedung ini dan berkesempatan mengeksplorasi sejarah disetiap sudut ruangan bahkan setiap barang di gedung itu memiliki sejarah yang tak ternilai tentang Indonesia dan negara-negara sahabat. Sayangnya, kami tidak diperkenankan mengambil gambar selama di dalam gedung karena termasuk rahasia negara.
Sisi depan Gedung Inti Istana Kepresidenan Cipanas
Sisi belakang Gedung Induk Istana Kepresidenan Cipanas
Pemandangan dari balkon belakang Gedung Induk
Gedung Bentol, tempat Presiden Sukarno mencari inspirasi dalam menulis pidato-pidatonya.
Sisi belakang gedung Bentol
Museum Istana Kepresidenan Cipanas yang menyimpan segala ‘simbol-simbol’ persahabatan dengan negara sahabat.
Selain kunjungan dan meliput hal-hal penting di lingkungan pemerintah. Saya juga berkesempatan berpartisipasi pada agenda Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) kementerian, yang buat saya pribadi pembahasannya sangat menarik berkaitan dengan media. Sebenernya seru sih kalo bahas tentang topiknya, dari perspektif saya tentunya hahaha. Tapi saya nggak akan membahas itu.
Seasik ini lingkup kerjanya, relasi yang luar biasa hebat, rasa kekeluargaan yang terjalin dan pengalaman yang amat berharga yang nggak akan saya dapatkan di tempat lain berakhir dibulan ke-5 periode intern Kemensetneg, Intern di Kemensetneg merupakan batu loncatan untuk saya terus berusaha dalam mencapai apa yang ingin saya raih.
Bersama Kabid Diseminasi Informasi, Ibu Sri Prastiwi Utami
Thank you for the warmth and opportunity given dear, Humas Kemensetneg. Glad I got to know you all.
















Comments
Post a Comment